“Arinaaaaaaa….!!!!!!!!! suara cempreng Rika membuyarkan seketika lamunan indahku di siang bolong yang panas.
“ Wooiii cuyyyy, manggilnya ga pake teriak – teriak, ga bisa apa? Dah kayak setan kesurupuan aja kamu neh
manggil orang. Ga tau apa, aku lagi berkhayal indah. Dah hampir aja pangeran impianku ngejemput aku, dalam
khayalanku…. ehhhh, teriakanmu bikin pangeranku berubah jadi setan kesurupan. Kampret, Lo.!!!!!” Dengan nada
kesal campur geram, kuomeli Rika.
“Hehehehehehhe…. sorry sorry deh, mangaapppp, Cuinn.” Balas Rika dengan wajah tak berdosanya.
Tanpa mempersilahkan masuk, Rika sudah nyelonong masuk ke dalam rumah. Rika adalah sahabat karibku.
Suka, duka, dan apapun yang menjadi kegalauannya, selalu muara curhatnya ke aku. Kami memang jarang
bertemu, namun intens komunikasi lewat bbm. Kebetulan Rika main ke tempetku, karena dia sengaja ambil cuti
kerja untuk menghadiri acara akad nikah teman deketnya di kantor. Mau mengejar ponit akad nikah, itu yang jadi
alasan, kenapa dia mau bela – belain datang dari Semarang ke Jogjakarta, hanya untuk menghadiri akad nikah
temannya itu. Alasan yang bisa aku terima dengan nalarku. Tapi itulah salah satu keunikan sahabatku, selalu
percaya pada mitos, yang belum tentu bisa dibuktikan kebenarannya. Yahh, namanya juga mitos, bisa percaya
bisa juga ngga, tergantung kepercayaan masing – masing.
“Kok sepi, Rin ? Ibumu ke mana? “ tanya Rika setelah sadar kalo rumahku kosong, tidak ada orang. Cuma
tinggal aku saja.
“Ibu ke tempat kakakku yang di Bandung, kangen cucunya katanya. “ Jawabku singkat
“Baca bbmu semalam, kamu mau ngadirin acara akad nikah temen kantormu? Di masjid kampus UGM? Besok?
Aku ga janji bisa nemenin kamu lho, ya. Aku mau manfaatin hari libur buat ngeboo seharian di rumah, mumpung
Ibuku ga di rumah, hahahahahaha. “ ucapku sebelum Rika mengutarakan maksud dan keinginannya.
“ Ya elah, kamu neh, kamu ga mau apa ngejar point akad nikah yang aku ceritain di bbm semalam? Percaya
ga percaya sih, Cuiinn. Tapi ga ada salahnya kan dicoba. Aku dah ngantongin 5 point neh, hehehehehhe.
Harapanku, tahun ini cuinnt, bisa segera nyusul mereka – mereka yang dah aku datangi akad nikahnya. Dah
bosenn tauuu, kesana ke sini ditanyain mulu, Rika, kapan kawinnnnnn. “ jelas Rika penuh semangat
Masih dengan topik yang sama, Rika mengulang cerita yang di bbm semalam, tentang keberhasilan temennya
mengantongi point akad nikah.
“Kamu masih ingetkan cerita di bbmku semalam. Temenku tuh seumuran kita ini lah, anak bungsu. Tinggal dia
aja yang belum nikah di keluarganya. You know lah, kalo hidup di kampung tuh, banyak yang nyinyir kalo
seumuran kita tuh belom laku – laku. Nah, temenku tuh dibilangin sama ibunya, suruh sering datang ke acara
akad nikah temen - temennya. Yahh, siapa tau cepet ketularan. Terus, saking semangatnya temenku mau
mengkahiri masa lajangnya, dia turutin apa omongan ibunya itu. Anddd, setelah dia ngantongin 5 point akad
nikah, selang 2 mingguan, mantannya datang terus ngajak merit, cuiiinn. Amazingggg kan???” Terlihat binar
semangat di mata Rika sewaktu menceritakan keberhasilan point akad nikah temennya.
“Ayolah, cuintaku Arin, temenin aku besok yak. Daripada kamu ngebo seharian di rumah, mending ikut aku
besok ke acara akad nikah temenku. Yahhh, kamu ga mesti percaya deh, sama hal-hal yang gituan. Ehh, siapa
tau lho, besok kamu tiba-tiba ketemu pangeran impian kamu, who knows kan? Hahahahahaha” Goda Rika
sambil nglempar bantal ke arahku.
Bujuk rayu Rika menggoyahkan keinginanku untuk bermalas-malasan di rumah besok. Akhirnya aku
memutuskan untuk menemaninya datang ke acara akad nikah temennya itu.
***
Acara akad nikah dimulai pukul 08.00 WIB. Kami datang terlambat hampir 1/2 jam. Gara-gara miss lebay bin
miss drama queen si Rika, rempong ma dandanannya. Tapi untungnya, masih ada beberapa orang yang
datang terlambat setelah kami.
Tanpa sengaja aku menginjak kaki orang di sebelahku sewaktu aku mau duduk. Subhanallah, Allah begitu
sempurna menciptakan kaum adam yang ada di sebelahku. Batinku saat itu ketika melihat cowok yang aku injak
kakinya.
“ Aduuhhh, mas. Maaf ya, ga sengaja nginjak kakinya.” Ucapku
“ Oh, ga apa kok, Mbak.” Jawab cowok itu singkat.
Bahasa tubuhku terlihat jelas, bahwa aku kurang nyaman duduk bersebelahan dengan cowok yang aku injak
tadi. Kurang nyaman, karena aku merasakan ada sesuatu yang entah, aku sendiri tidak bisa mengartikannya.
***
“ Arinnnn!!!!!!!! Selamat ya… busyettt dah. Ga nyangka neh, ternyata kamu duluan yang melepas masa lajang.
Masih seminggu lagi kan, akad nikahnya? Semoga akad nikahmu ini menjadi point akad nikah terakhir ku ya,
hahahahahahahahhaha.” Suara rika terdengar nyaring di telingaku, ketika aku menelpon dia memberitahukan
perihal pernikahanku.
Sepintas aku memandangi undangan pernikahanku, sambil tersenyum sendiri serasa tidak percaya atas
keajaiban dan kekuasaan Tuhan. Antara percaya dan tidak percaya. Seandainya aku tidak ikut menemani Rika
menghadiri acara akad nikah temannya 3 bulan yang lalu, mungkin sekarang aku masih sibuk mencari belahan
jiwaku. Afri namanya. Calon suamiku. Cowok yang tidak sengaja aku injak kakinya di acara akad nikah
temennya Rika. Antara percaya dan tidak percaya dengan mitos point akad nikah. Namun yang aku percaya
adalah bahwa Jodoh itu tidak bisa ditebak, dan datangnya kadang dengan jalan yang tidak kita duga. Masalah
cerita kebenaran point akad nikah temannya Rika, menurut aku adalah hal yang kebetulan saja. Buktinya, aku
baru sekali menghadiri akad nikah, bisa langsung mendapatkan jodoh. Aku pun tersenyum geli, teringat betapa
semangatnya dan tidak patah arang Rika mengejar pointya akad nikah, walaupun sampai sekarang dia belum
juga menemukan separuh jiwanya.